Image generated by TextSpace.net, hosted on ImageShack.us

Senin, 12 Mei 2008

Beda si Optimis dan Si Pesimis

Pepatah mengatakan, si pesimis memandang air setengah gelas sebagai setengah kosong. Si optimis memandangnya bagai setengah penuh. Perbedaan nyata antara si optimis dan si pesimis bisa di lihat dari kisah si kembar berikut ini. Tersebutlah anak kembar yang hidup di satu masa. Yang satu optimis dan penuh harapan. yang lainnya pesimis dan penuh dengan keluhan. Saat berulang tahun, keduanya mendapat hadiah dari orangtua mereka. Si pesimis mendapat komputer, kalkulator dan game. Si optimis mendapat satu kotak berisi kotoran kuda.

Saat membuka hadiah, si pesimis mengeluh “Saya tak suka dengan warna komputer itu. Kalkulator seperti ini pasti cepat rusak. Saya juga tak suka game ini. Teman saya mendapat hadiah mobil-mobilan yang lebih besar dari ini." Si optimis membuka hadiah dan melihat kotoran kuda di dalamnya. Melihat isi kotak, si optimis langsung tertawa lebar, “ Ha, ha, ayah dan ibu tak bisa membohongi saya. Kalau ada kotoran kuda, pasti ada anak kudanya,” katanya dengan nada gembira.

Si optimis yang menerima kotoran kuda melihat kuda. Si pesimis yang menerima hadiah yang jauh lebih baik, tidak menemukan kebaikan di dalamnya. Jika menerima kotoran kuda, pasti yang dilihat adalah kotoran kuda itu.

MORAL CERITA

perkembangan hidup kita sebagian besar tergantung Perjalanan atau pada cara kita menghadapi tantangan. Kemalangan kesulitan, adalah bagian dari kehidupan. Cara kita memandang kemalangan atau kesulitan ikut menentukan realita kita. Jika kita selalu memandang sisi buruk dari kehidupan, itulah yang akan kita dapatkan. Jika setiap tantangan membuat kita terjungkir balik, akan sulit bagi kita untuk berkembang. Sebagian tantangan lebih besar dari yang lainnya dan perlu kerja lebih keras. Kita akan bisa mengatasinya jika kita memandangnya sebagai tantangan yang harus diatasi ketimbang sebagai dinding yang tak dapat ditembus atau dirobohkan.

Anda mungkin pernah berada di dekat orang yang selalu dalam krisis, selalu kacau. Orang seperti ini menyukai kekacauan tapi mereka juga orang-orang negatif yang hanya melihat segala yang negatif di sekitar mereka. Orang-orang seperti ini bisa menyedot energi kita dan menginginkan lebih banyak lagi. Pesimisme itu seperti virus, mudah menular dari seorang ke orang lainnya lewat kontak langsung. Semakin kita lebih sering berada di dekatnya,semakin buruk perasaan kita.

Sebaliknya, kita juga

mudah menjadi optimistik. Melihat sesuatu yang baik di dalam hidup ini sebenarnya lebih mudah di banding melihat kesulitan atau kemalangan. Menjadi bahagia perlu energi yang lebih kecil. Jadi, mengapa tidak menjadi orang yang mencari anak kuda saja?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar